Margin merupakan salah satu jenis aspek penting dalam proses trading. Penggunaan margin trading yang tepat akan membantu trader dengan modal kecil untuk memperbesar order. Berikut ini penjelasan lengkap seputar pengertian dan contoh margin trading yang bagi pemula.
Pengertian Margin Trading

Pada dasarnya margin trading merupakan suatu fasilitas dari broker atau perusahaan sekuritas berupa pinjaman untuk trader dengan modal kecil. Adanya fasilitas ini memungkinkan trader untuk melakukan order dalam jumlah lebih besar dibandingkan dengan dana miliknya saat ini.
Margin trading bisa disebut sebagai modal tambahan yang dipinjamkan oleh broker agar trader bisa mendapatkan keuntungan lebih besar. Lalu, pinjaman tersebut akan dikembalikan saat waktu jatuh tempo dengan menyetorkan dana ke akun.
Setiap akun trader memiliki besaran margin trading berbeda setiap harinya tergantung pada harga terkini dari aset yang diincar. Contoh margin trading yang pasti, yaitu besarnya tiga kali lipat jika dibandingkan dengan jumlah modal saat ini.
Perbedaan Margin Trading dan Leverage
Apabila dilihat dari pengertian margin trading dan leverage memiliki definisi hampir sama, yaitu pinjaman. Akan tetapi, ternyata keduanya memiliki perbedaan mendasar yang harus dipahami trader agar tidak salah dalam memanfaatkannya.
Margin merupakan salah satu tipe leverage yang menggunakan uang tunai sebagai jaminan untuk melakukan pembelian. Uang tunai tersebut digunakan untuk meningkatkan daya beli trader di pasar keuangan.
Contoh margin trading misalnya Anda akan melakukan transaksi sebesar Rp.10.000.000, tetapi hanya memiliki modal Rp.1.000.000. Maka, modal sisa tersebut bisa Anda dapatkan dari margin trading yang disediakan oleh platform.
Syarat Menggunakan Margin Trading

Trader bisa menggunakan contoh margin trading apabila memenuhi syarat tertentu karena tidak semua akun diizinkan untuk mengakses fasilitas ini. Lalu, apa saja syarat margin trading yang harus diketahui? Berikut ulasannya secara lengkap.
Syarat pertama yang harus dipenuhi oleh trader, yaitu harus memenuhi persyaratan portofolio terlebih dahulu. Trader harus memenuhi persyaratan terkait batasan nominal aset trading yang harus tercantum pada portofolio.
Batasan nominal ini ditetapkan oleh perusahaan sekuritas sendiri, sehingga nominalnya berbeda. Contoh margin trading berupa persyaratan portofolio yang ditetapkan, yaitu 200 juta setelah dipotong menyesuaikan nilai pasar.
Mengenali Jenis Saham yang Bisa Dijaminkan
Berikutnya, trader harus mengenali jenis saham yang ingin dijaminkan dalam transaksi terkait terlebih dahulu. Mengingat saat ini banyak jenis saham yang beredar di pasaran dan tidak semuanya memiliki nilai positif. Bahkan, ada jenis saham gorengan yang tidak memiliki harga, melainkan malah merugikan.
Syarat utama saham yang bisa dijadikan sebagai jaminan dalam menggunakan margin trading, yaitu harus terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Bahkan bila memungkinkan trader bisa menggunakan saham blue chip atau berlapis agar keamanannya meningkat.
Trader bisa mengincar saham dari beberapa perusahaan besar yang sudah lama bergerak di Bursa Efek Indonesia. Penentuan jenis saham yang tepat ini akan berpengaruh pada target keuntungan kedepannya.
Mengetahui Perusahaan Sekuritas yang Menyediakan Margin Trading
Satu lagi syarat agar bisa mengakses margin trading, yaitu memahami perusahaan sekuritas yang menyediakan layanan ini. Apabila Anda mengincar untuk menggunakan fasilitas ini dari awal, maka harus tahu jenis perusahaan sekuritas yang menyediakan layanan margin trading.
Hal ini karena tidak semua perusahaan sekuritas boleh menyediakan layanan pinjaman atau pembiayaan trading. Hanya perusahaan dengan modal bersih sekitar 250 miliar rupiah saja yang mampu memberikan fasilitas margin trading untuk order aset dengan harga lebih tinggi.
Contoh margin trading yang bisa ditemukan, yaitu dari perusahaan Phillip Securities Indonesia, MNC sekuritas, dan Mirae Asset sekuritas. Setiap perusahaan sekuritas juga menyediakan ketentuan sendiri untuk penggunaan layanan margin trading.
Keuntungan Menggunakan Margin Trading

Penggunaan margin trading tentunya juga memberikan keuntungan tersendiri bagi trader, meskipun di akhir tetap harus mengembalikan pinjaman. Berikut ini penjelasan mengenai keuntungan menggunakan margin trading.
Memperbesar Potensi Keuntungan
Keuntungan pertama menggunakan margin trading, yaitu memperbesar potensi profit dalam satu kali order. Hal ini karena margin trading akan menambah modal Anda berkali lipat dalam membuka sebuah order, sehingga aset yang bisa dibeli juga lebih banyak.
Apabila harga aset trading tersebut mengalami pergerakan sesuai dengan perkiraan, maka trader akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Cara ini tentu membuat Anda akan lebih cepat dalam mencapai target keuntungan.
Biaya Fasilitas Lebih Rendah
Berikutnya, margin trading ternyata bisa membuat biaya fasilitas yang harus dibayarkan pengguna lebih rendah jika dibandingkan dengan transaksi biasa. Contoh margin trading dalam segi biaya, yaitu berupa denda hanya sekitar 0.05 persen setiap harinya.
Biaya fasilitas atau denda ini hanya akan dikenakan selama hari keterlambatan pembayaran pinjaman. Perhitungan keterlambatan pembayaran pinjaman tersebut dihitung berdasarkan calendar day dan tidak mengacu pada hari bursa.
Holding Period Fleksibel
Holding period yang fleksibel merupakan keuntungan berikutnya apabila trader menggunakan margin trading. Ketika menggunakan margin trading, Anda bahkan bisa melakukan transaksi hingga 3 hari setelah perdagangan saham.
Selanjutnya, saham tersebut tidak akan dijual secara paksa hingga 4 hari pasca perdagangan apabila rasio jaminannya masih cukup. Holding period yang fleksibel ini membuat trader tidak perlu tergesa-gesa dalam melakukan order.
Menghindari Suspend Buy
Satu lagi keuntungan menggunakan margin trading adalah menghindari suspend buy yang biasanya akan muncul saat transaksi dalam akun reguler. Suspend buy di akun reguler ini biasa terjadi ketika trader belum membayar tagihan sampai 2 hari setelah perdagangan.
Suspend buy bisa disebut juga sebagai sanksi dimana broker tidak memberikan izin kepada trader untuk melakukan pembelian sebelum melunasi ragunan. Sementara margin trading memudahkan pengguna bertransaksi menggunakan limit yang tersedia ketika rasio minimal jaminan masih ada.
Cara Perhitungan Margin Trading
Anda perlu mengetahui cara perhitungan contoh margin trading agar memahami prosedur yang berlaku jika ingin menggunakannya. Contohnya, trader memiliki deposit di rekening tradingnya sebesar Rp.2.500.000. Lalu, ada saham dari sebuah perusahaan bonafit dengan harga per lembar Rp.5.000.
Selanjutnya, trader tersebut ingin memanfaatkan margin trading dari perusahaan sekuritas sebesar Rp.2.500.000. Margin trading tersebut digunakan agar trader bisa membeli saham dengan dana lebih besar, tepatnya Rp.5.000.000.
Dana deposit di rekening pribadi ditambah dengan pinjaman margin trading tersebut bisa digunakan untuk membeli 1.000 lembar saham. Selanjutnya, anggap saja saham tersebut mengalami kenaikan hingga harganya mencapai Rp.10.000 per lembar.
Apabila kenaikan tersebut terjadi, maka Anda bisa menjual seluruhnya dengan harga Rp.10.000.000. Selanjutnya, Anda bisa langsung mengembalikan margin trading ke perusahaan sekuritas sebesar Rp.2.500.000. Sementara dana sebesar Rp.7.500.000 akan masuk ke rekening pribadi.
Contoh margin trading jika mengalami penurunan harga, yaitu jika sahamnya merosot menjadi Rp.2.500 per lembar. Tingkat harga tersebut membuat trader mengalami kerugian Rp.2.500. 000 untuk seluruh saham. Jika hal ini terjadi, maka trader harus melakukan deposit tambahan ke akun.