Belajar Indikator Trading: Pengertian dan Jenisnya

Dalam trading diperlukan pemahaman akan indikator yang ada untuk memperoleh profit. Jika Anda masih pemula, maka perlu belajar indikator trading sebelumnya agar bisa lebih lancar dalam prosesnya. Di sisi lain. Anda juga perlu memahami Indikator trading paling akurat saat ini.

Ketika Anda ingin belajar mengenai indikator trading, ada banyak hal yang harus diperhatikan. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan mengenai indikator trading yang penting untuk diketahui.

Belajar Indikator Trading dari Pengertiannya

Indikator merupakan suatu alat yang digunakan untuk melakukan prediksi melalui data hasil perhitungan maupun analisis. Sedangkan yang dimaksud dengan indikator trading adalah, perhitungan secara matematis yang dilakukan untuk memprediksi perkembangan pasar kedepannya.

Indikator trading biasanya digambarkan dalam bentuk garis, sehingga akan memudahkan Anda dalam membaca grafik harga yang sedang di analisa. Belajar indikator trading selain berfungsi untuk memprediksi turun naiknya harga, juga membantu trader mengambil keputusan.

Beberapa Indikator Trading yang Sering Dipilih

Dikarenakan jumlah indikator trading yang banyak, tentunya akan membuat Anda kesulitan jika memahami semuanya sekaligus. Anda hanya perlu mengenalnya dan memilih 2 atau 3 indikator, kemudian memahaminya. Berikut ini beberapa indikator trading yang sering digunakan oleh trader. 

Indikator Moving Average (MA)

Indikator Moving Average (MA)

Bagi sebagian orang yang pernah belajar tentang statistika peramalan, tentu tidak asing dengan moving average. Di dalam trading indikator, moving average cukup efektif untuk mendapatkan peluang tinggi, sehingga membuat indikator ini paling sering dipilih oleh trader.

Tujuan indikator MA yaitu membaca trend pasar kedepannya. Dalam membaca trend, tentu diperlukan waktu yang tidak sebentar. Selain itu, indikator ini juga memerlukan beberapa data dari waktu satu ke waktu selanjutnya. 

Itulah alasan MA cenderung tidak responsive dalam memaparkan trend yang berubah. Oleh karena itu, sangat tepat apabila Anda menggunakan indikator ini untuk strategi trading jangka panjang. meskipun tidak terlalu responsive, tetapi semua data yang dihasilkan keakuratnya terjamin.

Indikator Stochastic

Indikator Stochastic

Stochastic bisa menjadi bahan belajar indikator trading dalam jangka pendek yang Anda pilih. Indikator ini memiliki cara kerja yang sederhana, yaitu membandingkan closing price dengan average trading range. Selisih dari nilai tersebut kemudian ditampilkan dalam bentuk garis dan angka di Stochastic.

Selain bisa untuk strategi jangka pendek, stochastic juga bisa Anda gunakan untuk trading jangka panjang dan menengah. Namun, indikator ini memiliki keakuratan tinggi apabila digunakan untuk teknik Swing Trading.

Hal tersebut dikarenakan, saat dirancang oleh George Lane di sekitar tahun 1950 indikator ini ditujukan agar bisa digunakan bersama dengan resistance level/support. Dengan stochastic, Anda juga dapat mengetahui posisi oversold dari support/level.

Indikator RSI (Relative Strength Index)

Indikator RSI (Relative Strength Index)

Relative Strength Index merupakan indikator yang dipakai untuk mengetahui pergerakan harga sebagai parameter momentum. Momentum yang meningkat, menandakan trend trading aktif. Sedangkan, saat momentum menurun artinya trend melemah.

Indikator RSI digunakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah harga sudah memasuki oversold atau overbought. Rentang nilai yang digambarkan dalam RSI yaitu kisaran 0-100. Jika nilai di atas 70, maka menandakan overbought, dan jika di bawah maka 30 disebut oversold.

Indikator RSI cocok untuk Anda yang baru memulai belajar indikator trading, karena cukup simpel dan mudah untuk dipahami. Dengan indikator RSI, Anda dapat dengan mudah membaca gambaran harga saat tinggi maupun rendah ketika live trend.

Indikator MACD (Moving Average Convergence Divergence)

Indikator trading MACD berguna untuk mengetahui trend yang berlangsung melalui sinyal jual maupun beli. Jika Anda menyukai teknik trading jangka pendek, maka mempelajari indikator MACD layak untuk dicoba.

Tampilan yang dihasilkan oleh indikator MACD terdiri dari 2 kombinasi garis, yaitu MACD line dan dengan EMA (Exponential Moving Average) line. Apabila MACD line menukik ke atas secara curam, maka hal tersebut menunjukan kondisi trend pasar, begitu juga sebaliknya.

Sedangkan kombinasi antara MACD line dan Signal line, akan menghasilkan dead cross dan golden cross. Hasil dari 2 kombinasi garis tersebut menggambarkan keadaan sinyal jual dan beli.

Indikator Bollinger Band

Dengan belajar indikator trading bollinger band, Anda dapat mengukur volatilitas pasar. Volatilitas pasar yaitu besaran rentang harga dan fluktuasi. Volatilitas yang tinggi, menunjukkan jarak yang semakin melebar dari dua rentang band (lower dan upper).

Jika volalitas rendah, maka jarak yang dibentuk kedua band semakin menyempit. Indikator bollinger band dalam hasil analisanya menampilkan 3 garis yang bergerak mengikuti perkembangan harga. Garis yang dimaksud yaitu lower, middle dan upper.

Middle line, ditentukan berdasarkan hasil analisa menggunakan moving average. Jadi, jika ingin menggunakan indikator ini, Anda juga perlu mempelajari moving average. Indikator Bollinger termasuk ke dalam lagging indikator yang sering digunakan trader baik, pemula maupun profesional.

Support Resistance

Belajar indikator trading support resistance dapat membantu Anda untuk menganalisa kegiatan jual dan beli dalam trading. Support diartikan untuk level harga tertentu sebagai titik paling rendah dalam periode waktu tertentu. 

Sedangkan Resistance, merupakan kebalikan dari support, yaitu menyebut harga tertinggi. Dalam trading, fungsi support sangatlah penting untuk mengendalikan harga agar tidak terperosok melebihi harga terendah. Tampilan dari support yaitu berupa garis lurus horizontal sebagai penanda batas harga.

Sedangkan resistance, yaitu berupa garis horizontal untuk batas atas. Melalui kedua garis tersebut, trader dapat memiliki acuan untuk menunggu atau membeli. Kondisi harga yang berhasil menembus garis resistance ini, menunjukan bahwa trader memiliki potensi yang bagus untuk membeli.

Indikator Fibonacci

Jika sebelumnya Anda belajar tentang indikator support dan resistance, belajar indikator trading satu ini masih berkaitan dengan hal tersebut. Hasil dari support dan resistance berguna untuk tool fibonacci. Fibonacci yaitu tool untuk melakukan analisis dengan pendekatan teknikal.

Indikator ini akan menghasilkan hasil analisa yang cenderung subjektif, karena penentuan titik swing harga dilakukan secara sendiri. Titik swing harga Anda gunakan untuk menarik garis fibonacci. Penentuan titik secara mandiri ini yang membedakan antara trader 1 dan lainnya.

Garis fibonacci ditarik ke atas apabila harga sedang naik, dan begitu sebaliknya saat harga turun. Hasil analisanya bisa Anda gunakan untuk mengetahui sinyal beli dan jual yang sedang terjadi. 

Indikator Volume

Belajar indikator trading ini dapat memberikan informasi mengenai volume transaksi yang terjadi pada perdagangan dalam suatu sesi tertentu. Dengan mengetahui volume, Anda dapat menentukan momentum yang tepat. Volume digambarkan dengan bentuk bar (batang).

Jika bar pada volume tinggi, maka minat perdagangan pada sesi tersebut sedang melambung. Apabila bar dalam keadaan pendek, maka pelaku pasar yang ada sedang dalam kondisi lemah. Jadi, Anda harus menunggu hingga volume bar yang stabil naik untuk memposisikan akun.

Jenis indikator volume ini sering dipilih oleh trader pemula, karena memiliki tingkat kerumitan yang rendah. Jadi, apa Anda tertarik menerapkan indikator ini?

Itulah beberapa indikator yang sering digunakan oleh para trader. Tentunya di setiap indikator memiliki tingkat kesulitannya masing-masing. Sebagai pemula, Anda bisa memilih belajar indikator trading dari tingkat kesulitan yang minim terlebih dahulu. Belajar indikator trading pun tidaklah sulit.

Tinggalkan komentar